JUST ENJOY WITH THIS BLOG, FOR ALL ANIMAL LOVERS

Antraks yang Menjadi Ancaman

Akhir – akhir ini masyarakat Indonesia sering di hebohkan dengan terjadinya penyakit antrak yang menyerang hewan ternak. Tidak hanya sapi yang terinfeksi oleh penyakit ini, namun penyakit ini ternyata mampu menyerang kambing, domba, kerbau, kuda, rusa dan babi. Masyarakat Indonesia menyadari hal ini, sejumlah kecamatan di daerah sragen, boyolali, Temanggung dll. harus menerima kenyataan akan hewan ternak yang mengalami kematian mendadak, terkadang kematian ini juga tanpa sebab karena tidak ada tanda – tanda sakit atau gejala mencurigakan sebelumnya tiba – tiba hewan ternak “ambruk” jatuh di tanah dan tidak berapa lama kemudian mati. Namun meskipun peternak sudah tahu kalau hewan ternak tersebut mati karena penyakit tetapi terkadang peternak tidak ingin mengalami kerugian mereka malah memotong daging sapi tersebut kemudian tetap menjualnya, hal ini disebabkan minimnya pengetahuan peternakan akan bahaya penyakit antraks.

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis , biasanya bakteri ini hidup di tanah. Di alam bebas bakteri ini dapat hidup bebas karena mampu membentuk spora untuk bertahan puluhan tahun di tanah. Bila situasi / kondisi tanah cocok dengan kuman, misalnya tanah becek maka B.anthracus akan terserap ke dalam akar tanaman dan akan melanjut ke daun atau buah yang dapat menginfeksi ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya. Antraks merupakan penyakit zoonosis yang mampu menular dari hewan ke manusia, penularan dapat melalui mengkonsumsi makanan daging yang terkena antrakhs atau bahkan dapat juga penularan melalui udara dengan jalan menghirup udara yang mengandung spora, selain itu antraks dapat juga menular melalui air susu hewan ( sapi, kambing) penderita anthraks yang di minum manusia. Oleh karena itu air susu, daging atau bagian lain tubuh hewan penderita antraks sama sekali tidak boleh termakan manusia. Antrakhs bisa menginfeksi kulit, paru paru dan saluran pencernaan. Selain hal tersebut antraks juga mampu menginfeksi manusia melalui luka yang terdapat pada kulit. Penularan antraks dari hewan satu ke hewan yang lainnya pada umumnya ditemukan melalui saluran pencernaan, spora makanan akan termakan hewan bersama sama rumput, daun atau makanan lain yang mengandung spora tersebut. Selain hal tersebut penularan pada kulit yang terluka dan melalui saluran pernafasan dengan perantara angin dapat juga menjadi cara penularan antrak sama hal nya seperti penularan antrakhs dari hewan ke manusia, lalat penghisap darah Tabanus sp. Dan Stomoxys sp. Juga dapat menjadi perantara penularannya. Di dalam bangkai hewan yang terinfeksi antrakhs akan ditemukan B. anthracis di hampir semua organ, pembuluh darah dan segala hal yang keluar dari bangkai mengandung bakteri tersebut. Bila B.anthracis ini bersiggungan dengan oksigen akan mengakibatkan terbetuknya spora sehinga bakteri ini akan hidup lebih lama di dalam tanah dan akan tersebar di terbangkan angin yang akan mencemari apa saja misalnya pada air minum, makanan dll, bila termakan atau terminum atau menempel pada kulit yang terluka maka akan menjadikan kuman ini aktif dan terus berkembang biak. Penyakit Antraks memang sangat mencemaskan warga Indonesia saat ini apalagi jika daerah tersebut sudah pernah terjadi serangan antrakhs biasanya daerah tersebut akan menjadi daerah endemiks antrak. Untuk mencegah penyakit antrak memang diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah atau pusat dengan para peternak, biasanya hal ini dilakukan dengan penyuntikan vaksin agar ternak tahan terhadap penyakit. Selain itu seharusnya perlu ditingkatkan pula penyuluhan mengenai penyakit – penyakit yang dapat timbul pada hewan ternak khususnya penyakit antrahks agar peternak memiliki modal lebih dalam membuka usaha peternakannya.

 Sumber : http://www.pojok-vet.com/Peternakan/penyakit-antraks/All-Pages.html 
 Atmawinata,edi.2006. Penyakit menular dari hewan ke manusia. Yrama Widya : bandung

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar